Penyakit Pada Anjing
Inilah beberapa penyakit yang sering menyerang anjing pada segala usia dan jenis. Walau sudah ditemukan beberapa vaksin dan metode pengobatan medis, namun pencegahan tetaplah sangat penting. Berikut beberapa penyakit pada anjing dan keterangannya:
- Rabies
Ini merupakan penyakit paling mematikan yang diderita anjing yang dapat tertular dari binatang lain yang mempunyai darah hangat. Rabies sendiri merupakan penyakit umum yang menyerang anjing liar. Penyakit rabies sangat berbahaya sebab bisa ditularkan pada manusia melalui gigitan dan dapat menyebabkan kematian bila terlambat ditangani. Penyebab penyakit rabies adalah virus rabies yang menyerang jaringan syaraf. Penyakit ini bisa di cegah dengan cara vaksinasi rabies pada anjing usia 5 bulan.
- Kanker
Semua jenis anjing beresiko mengidap penyakit kanker termasuk yang liar sekalipun. Kanker biasanya menyerang area kulit, tulang dan organ tubuh lain. Contoh penyakit kanker pada anjing adalah kanker darah, hemangiosarcoma, osteosarcoma, tumor sel tiang, melanoma, squamous-cell carcinoma, dan lainnya. Gejala umum kanker pada anjing adalah pembengkakan abnormal, nyeri atau sakit yang tidak kunjung sembuh, berat badan tubuh, kurang nafsu makan, bau anjing yang berbeda, cepat lelah, pincang, susah bernapas, buang air kecil dan besar tak normal.
- Hepatitis
Hepatitis pada anjing disebabkan oleh virus ‘Canine Adeno Virus-1(CAV-1’) yang menyerang hati atau lever, ginjal dan dinding pembulu darah memalui urine, feses serta air liur. Hepatitis pada anjing bebeda dengan hepatitis pada manusia, hepatitis pada anjing hanya dapat menular pada anjing serta tidak menyebar pada manusia. Gejala yang di timbulkan berupa demam, tidak nafsu makan, lesu, muntah,berak darah, pencegahan pada penyakit ini bisa menggunakan vaksinasi yang sering di kombinasikan dengan vaksin distemper anjing.
- Leptospirosis
Penyakit Leptospirosis di sebabkan oleh bakteri “leptospira sp.” yang menyerang limfa, organ hati, mata, system syaraf serta dapat bertahan lama di ginjal. Gejala yang ditimbulkan penyakit ini yaitu demam, sakit pada otot otot, lamban atau kurang bersemangat dan diare. Leptospirosis bisa menyebar baik pada manusia maupun pada hewan lain seperti tikus melalui sentuhan pada urine yang di keluarkan penderita. Pencegahan bisa dilakukan dengan memberikan Vaksin Leptospira, dalam setahun biasanya anjing divaksin 2 kali.
- Parvovirus
Penyakit Parvovirus di sebabkan oleh virus ‘Canine Parvovirus tipe 2(CPV-2)’ yang hidup menempel di sekitar lingkungan, misalkan pada pakaian, kandang, tempat makan dan lainnya. Virus ini disebarkan oleh kecoa atau serangga kecil lainnya. Gejala-gejala yang di timbulkan berupa muntah, diare, hingga berak darah. Penyakit ini bisa dicegah dengan menjaga kebersihan kandang dan peralatan lainnya. Sering seringlah menjemur kandang dan membersihkan peralatan lainnya untuk mencegah penyakit Parvovirus ini. Anjing juga mesti mendapat vaksinasi Parvo sebelum anjing berumur 3 bulan.
- Canine Distemper
Canine Distemper merupakan penyakit yang disebabkan virus paramyxoviruses yang paling sering diderita anjing pada usia 3 sampai 6 bulan. Virus ini dapat menyebar melalui air liur, tinja dan air seni yang mungkin terkontaminasi pada air atau makanan dengan masa inkubasi 3-22 hari setelah terjangkit dimana demam akan timbul setelah 3 sampai 6 hari.
Virus cenderung akan menyerang organ limpa, jaringan kulit dan saraf yang kemudian akan memasuki saluran arah sehingga menginfeksi sistem pernapasan, pencernaan dan sistem saraf pusat yang disertai gejala mimisan dan darah keluar melalui daerah sekitar telapak kaki anjing. Virus ini menyerang anjing berusia muda dan tua yang tidak mengalami vaksinisasi. Untuk itu disarankan untuk diberikan vaksin setiap 1 sampai 3 tahun sekali.
- Coronavirus
Penyakit Coronavirus disebabkan oleh “virus Corona” yang menginfeksi saluran pencernaan serta menyebabkan ‘enteristis’ hebat. Infeksi Corona biasanya hanya menyebabkan diare ringan, yang berbahaya jika virus ini menyerang bersamaan dengan virus ‘parvo’ hingga dapat menyebabkan kematian. gejala yang di timbulkan biasanya nafsu makan hilang, lesu dan diare yang disertai bau busuk pada feses. Pencegahan hanya dapat dilakukan dengan memberi vaksinasi primary yang bertujuan guna meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh.
- Parainfluensa
Penyebab penyakit parainfluensa yaitu virus “Parainfluensa” yang menyerang saluran pernapasan dan dapat menular dengan sangat cepat terhadap hewan lain. Umumnya, jika infeksi murni hanya karena virus parainfluensa ini gejalanya ringan atau sub-klinis. Tapi dapat menjadi parah jika disertai dengan infeksi “Bordetela”. Gejala yang di timbulkan umumnya batuk dan pilek ( rhinitis dan bronkhitis ). Berikanlah vaksin influensa setiap tahun guna mencegahnya terjangkiti, Anjing yang telah terinfeksi dapat diberikan suplemen vitamin C dan antibiotik untuk pengobatannya.
- Penyakit Kulit
Penyakit kulit pada anjing biasanya di sebabkan oleh kutu atau tungau, kutu air, bakteri dan jamur. kutu atau tungau menimbulkan rasa gatal pada kulit anjing dan jika di garuk bisa menyebabkan luka. penyakit kulit kerap menyerang anjing di musim hujan karena kontak dengan air kotor yang mengandung kutu air dan kuman lainnya. luka yang terinfeksi oleh bakteri di perburuk oleh jamur pada kulit. Pencegahannya bisa dilakukan dengan memandikan anjing menggunakan sampo kesehatan khusus anjing, bersihkan luka dengan antiseftik untuk menghindari munculnya jamur pada kulit luka. Jaga kondisi anjing agar selalu dalam keadaan kering, baik itu bulu, kulit, kandang dan peralatan lain yang sering kontak dengan anjing. sering juga menjemur anjing atau sekedar mengajak anjing jalan jalan di luar agar terkena sinar matahari.
- Cacingan
Penyakit cacingan dapat menyerang hewan apa saja termasuk juga manusia. Umumnya cacing yang menyerang adalah cacing pita dan cacing kait yang bisa menimbulkan luka pada usus. Pada awalnya, cacing akan mengambil makanan pada usus. Namun jika makanan kosong, cacing akan menggerogoti dinding usus hingga menimbulkan luka dan terjadi pendarahan yang di keluarkan melalui feses. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan serta tempat makan dan minum. Telur telur cacing umumnya masuk melalui mulut. pemberian obat cacing bisa di mulai sejak anjing berusia 3 minggu selama 2-3 hari berturut turut untuk membunuh cacing. Pemberian obat cacing diulang 1 minggu kemudian selama 2 hari, kemudian di ulang kembali 2 minggu kemudian selama 2 hari berturut turut. Jika gejala cacingan sudah hilang, lakukan pemberan obat cacing secara rutin setiap 7 bulan sekali sebagai upaya pencegahan cacing berkembang dalam tubuh. Pemberian obat cacing yang tidak teratur bisa menimbulkan efek malas dan badan anjing kurus.
- Pneumonia / Radang Paru-Paru
Penyakit pneumonia di sebabkan oleh beragam virus mulai dari Parainfluensa, Bordetella bronchiseptica, Mycoplasma, Canine Herpes, Reovirus dan Canine Adenovirus tipe-2. Virus virus ini menyerang saluran pernapasan, terutama pada anjing berusia muda pada saat cuaca dingin dan berangin. Gejala yang di timbulkan biasanya keluar cairan pada hidung, batuk dan sesak napas. Pencegahan bisa dilakukan dengan menghidari anjing dari tempat yang dingin, berangin, lembab dan basah, sediakan alas tidur yang kering, hangat dan tebal serta berikan juga vakisnasi masing masing virus tadi. Untuk penanggulangannya mesti di bawa ke dokter hewan atau klinik karena penyakit ini tergolong berat.
- Epilepsi / Kejang
Kejang atau konvulsi merupakan gerakan otot mendadak dan serentak yang tidak bisa dikendalikan oleh tubuh. Hal ini disebabkan oleh letusan aktivitas listrik pada sistim syaraf secara mendadak yang tidak bisa dikendalikan atau biasa disebut seizure. Seizure pada anjing merupakan gejala klinis dari suatu penyakit seperti gangguan syaraf, trauma otak, kerusakan hati, dan kekurangan gula dalam darah.
Seizure diawali dengan kehilangan kesadaran dari hewan, kemudian terjadi kekakuan otot, lalu dilanjutkan kontraksi otot yang tidak dapat dikendalikan. Sebelum terjadi seizure, akan tampak perubahan sikap secara cepat atau biasa disebut pre-ictal behaviour, seperti mondar-mandir, berputar, menggongong (anjing) dan muntah. Setelah terjadi seizure (post-ictal), anjing akan tampak disorientasi/linglung diikuti kelemahan pada kaki, muntah atau perubahan lainnya menuju kesadaran. Perubahan ini akan berjalan dengan cepat namun butuh beberapa hari untuk kembali normal pada kasus-kasus tertentu.
Ada beberapa bukti bahwa kejang merupakan sifat turun-temurun. Banyak trah anjing yang diketahui mudah terkena kejang, antara lain German Shepherd, Dachshund, Collie, Beagle, Kesshond, Golden Retriever dan Poodle.
Sumber: Google Search (berbagai sumber)