Canine Distemper
(Canine Distemper Virus = CDV). Penyakit anjing yang sangat menular ini disebabkan oleh virus. Virus distemper termasuk kelompok virus RNA.
- Ordo: Mononegavirales
- Family: Paramyxoviridae
- Genus: Morbillivirus
Distemper anjing atau canine distemper merupakan penyakit virus yang sangat menular dan bersifat sistemik. Distemper mempunyai tingkat kematian yang sangat tinggi terutama pada anak anjing (puppy). Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Distemper (Canine Distemper Virus = CDV). Virus ini lebih suka menyerang dan mengakibatkan kematian pada hewan muda dibandingkan hewan dewasa. Virus ini merupakan airborne disease yang menyerang organ respirasi, urogenital, gastrointestinal, nervus opticus, dan sistem saraf pusat. Canine Distemper Virus sangat resisten terhadap keadaan dingin dan sebagian besar pada negara empat musim, virus ini menyerang pada musim gugur dan dingin. Semua bangsa dan umur anjing secara universal dapat terserang virus distemper ini. Anak anjing berumur 3-6 bulan lebih rentan terkena infeksi dan mengalami gangguan yang lebih serius seperti peradangan pada paru-paru (pneumonia), dan peradangan akut pada otak (encephalitis) jika dibandingkan dengan anjing dewasa. Anak anjing yang masih menyusui memiliki kemungkinan yang kecil terkena infeksi CDV karena masih memiliki kekebalan yang didapatkan dari susu kolostrum selama 8-24 jam pertama setelah kelahiran. Anjing dewasa memiliki kemungkinan yang kecil untuk dapat terinfeksi CDV karena kekebalan sudah terbangun, namun infeksi dapat tetap terjadi dan biasanya pada anjing usia 7-8 tahun. Masih tingginya kasus distemper pada anjing-anjing di seluruh dunia kemungkinan disebabkan oleh perlakuan vaksinasi yang tidak cukup atau tidak mengikuti prosedur yang direkomendasikan.
Penyebaran
Penularan dari virus ini dapat melalui udara, kontak langsung, dan dimungkinkan juga melalui kontak dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi. Anak anjing dan anjing dewasa dapat terinfeksi virus distemper melalui paparan udara yang mengandung virus distemper dari hewan lain yang terinfeksi. Saat ini masih belum pasti adanya carrier dari virus ini. Virus bereplikasi di dalam feses dan urin dari individu yang terinfeksi dan pernah dibuktikan adanya penularan melalui plasenta dari induk ke anak. Kasus distemper menyebar sangat luas dikarenakan oleh karena distemper anjing dapat menginfeksi populasi anjing-anjing liar sehingga kontak antara anjing liar dan anjing peliharaan pun dapat memfasilitasi penyebaran virus ini.
Perjalanan Penyakit
Rute infeksi yang paling umum adalah melalui saluran pernafasan bagian atas karena menghirup udara yang sudah terkontaminasi virus distemper. Infeksi juga dapat terjadi dari menelan materi yang sudah terinfeksi virus. Jika jalan masuk virus melalui saluran pernafasan bagian atas, virus akan masuk dan menginfeksi kelenjar pertahanan sistem pernafasan dan disana akan terjadi replikasi virus. Virus kemudian memasuki aliran darah dan ditransportasikan ke sel-sel epitel di seluruh tubuh, termasuk epitel pernapasan dan pencernaan. Dalam 3-6 hari setelah hewan terinfeksi virus distemper suhu badan akan meninggi dan virus mulai masuk ke dalam peredaran darah. Dalam minggu kedua dan ketiga setelah infeksi, anjing mulai membentuk zat kebal untuk merespon infeksi dan jika mampu mengatasi virus distemper anjing tersebut akan sembuh tanpa menunjukkan gejala klinis. Apabila anjing tidak mampu mengatasi virus tersebut maka anjing tersebut akan memperlihatkan penyakit baik dalam bentuk akut atau subakut. Derajat viremia dan kemampuan penyebaran virus dipengaruhi oleh tingkat kekebalan yang terdapat pada tubuh anjing.
Gejala Penyakit
Penyakit distemper sering dikatakan sebagai “Pembohong Besar” karena gejala yang muncul sering menyerupai gejala pada penyakit lain seperti radang tenggorokan atau radang usus. Penyakit distemper sering menyebabkan terjadinya imunosupresi (penurunan daya tahan tubuh) yang menyebabkan anjing rentan terserang infeksi sekunder oleh bakteri terutama pneumonia. Ada empat tipe penyakit distemper pada anjing, yaitu tipe pernafasan, pencernaan, kulit, saraf maupun kombinasi dari beberapa tipe tersebut. Gejala umum pada kejadian penyakit ini adalah demam yang bersifat transien, biasanya terjadi pada 3-6 hari setelah infeksi. Kenaikan suhu terjdi pada hari 1-3, diikuti penurunan selama beberapa hari kemudian naik lagi selama 1 minggu atau lebih. Saat awal kejadian segera akan diikuti dengan leukopenia dan limfopenia. Selanjutnya terjadi netrofilia selama beberapa minggu. Pada tipe pernafasan, adanya demam biasanya disertai gangguan pada saluran pernafasan berupa keluarnya leleran hidung yang bersifat encer maupun kental, leleran mata, dan batuk.
Distemper yang memiliki tipe kulit ialah terjadi hiperkeratosis (penebalan kulit) dari telapak kaki (“Hardpad Disease”) dan epitelium dari cuping hidung. Anjing yang terserang menunjukkan bau yang khas. Distemper yang memiliki tipe pencernaan memiliki gejala diantaranya muntah, diare dan hilangnya nafsu makan (anoreksia). Gejala syaraf sering terlihat bersamaan dengan terjadinya hiperkeratosis (penebalan kulit). Gangguan sistem saraf pusat yang muncul antara lain: kejang tak terkendali yang bersifat lokal dari otot atau grup otot seperti di bagian kaki atau otot wajah. Gejala syaraf lain yang terjadi ialah kekakuan leher, kelumpuhan serta kejang yang dicirikan dengan adanya salivasi (pengeluaran liur tak terkendali) dan gerakan mengunyah oleh rahang (“chewing-gum fits”). Kejang akan menjadi lebih sering dan semakin parah, kemudian anjing dapat terjatuh pada salah satu sisinya. Pengeluaran urin dan feses yang tak terkendali sering terjadi. Seekor anjing dapat menunjukkan beberapa atau semua dari gejala syaraf ini. Infeksi yag terjadi dapat bersifat ringan dan tidak tampak atau bahkan parah yang dimanifestasikan oleh sebagian besar gejala syaraf di atas. Kejadian penyakit yang bersifat sistemik dapat berlangsung selama 10 hari, namun onset dari gejala syaraf yang muncul dapat tertunda selama beberapa minggu atau bulan. Distemper merupakan penyakit yang fatal karena walaupun seekor anjing tidak mati, virus distemper akan menyebabkan kerusakan menetap pada sistem syaraf anjing.
Diagnosa
Seorang dokter hewan dapat mendiagnosa kasus distemper berdasarkan gejala klinis yang tampak pada anjing dan hasil pemeriksaan laboratorium (cek darah dan test kit distemper).
Pengobatan
Tidak ada obat spesifik yang dapat digunakan untuk membunuh virus distemper yang sudah menginfeksi seekor anjing. Tindakan yang dapat dilakukan ialah untuk mencegah infeksi sekunder, mengendalikan muntah, diare dan gejala syaraf yang muncul, menangani kondis dehidrasi dengan memberikan cairan infus. Anjing yang terinfeksi distemper harus dijaga supaya tetap hangat, mendapatkan nutrisi yang cukup serta dipisahkan dari anjing-anjing lainnya.
Pencegahan
Vaksinasi dan menghindari kontak dengan hewan terinfeksi distemper adalah satu-satunya cara untuk mencegah tertularnya seekor anjing terhadap virus ini. Vaksinasi sangat penting. Anak-anak anjing sangat rentan terinfeksi virus distemper, terutama jika kekebalan alami yang diperolehnya dari induk sudah menghilang sebelum anak anjing tersebut mampu membentuk kekebalan tubuhnya sendiri. Untuk melindungi anjing dewasa, pemilik hewan harus memberikan vaksin secara berkala sehingga anjing tersebut mempunyai titer antibodi yg cukup untuk melawan virus tersebut.
dari berbagai sumber