Anjing Kintamani Dapat Pengakuan FCI
Anjing Kintamani mendapat pengakuan federasi internasional. (Foto: Dok. www.fci.be)
Anjing Kintamani dari Bali mendapat pengakuan Federasi Kinologi Internasional / Federation Cynologique Internationale (FCI). Direktur eksekutif FCI Yves De Clercq menandatangani surat pengakuan resmi terhadap anjing Kintamani yang merupakan ras asli Indonesia.
Adanya pengakuan FCI membuat trah anjing Kintamani bisa bergabung dengan kompetisi internasional dan pertunjukan asing.
Federasi asal Belgia ini mencatat anjing Kintamani sebagai ras yang cerdas, waspada, lemah lembut, loyal, dan mudah dilatih. FCI juga mencatat jika desa Sukawana di kabupaten Kintamani, Bali sebagai tempat asalnya.
“Anjing Kintamani berasal dari daerah pegunungan, gunung berapi, dan hutan,” tulis FCI dalam situs resminya.
Sebelumnya, anjing trah asli Indonesia ini tidak diketahui asal usulnya. Namun, FCI mencatat jika anjing Kintamani sebagai ras yang sangat populer di Indonesia.
Dilihat dari ciri fisiknya, secara umum anjing Kintamani memiliki tubuh persegi panjang, proporsi tubuh baik dengan otot kuat, kepala berbentuk baji, rambut panjang, warna spesifik putih, hitam, atau cokelat.
Foto: Dok. www.fci.be
Kepala bagian atas nampak lebar dengan dahi dan pipi datar, moncong proporsional dan kuat terhadap ukuran bentuk kepala, rahang kuat dan kompak, memiliki gigi kuat dengan gerakan gigi seperti menggunting, bibir berwarna hitam atau cokelat tua.
Telinganya tebal, kuat, berdiri berbentuk V terbalik dengan ujung agak membulat. Jarak antara kedua telinga cukup lebar, panjang telinga kurang lebih sama bila dibandingkan dengan jarak antara dasar dua telinga bagian dalam dengan sudut mata luar.
Anjing Kintamani jantan bisa tumbuh dengan bobot maksimal 17 kg dan tinggi hingga 55 cm. Sementara anjing betina memiliki tinggi maksimal 40 cm dengan berat badan maksimal 15 kg.
Sifatnya yang tangkas dan pemberani menjadikan anjing Kintamani diandalkan sebagai anjing penjaga yang andal.